MENAKAR MANFAAT STUDY TOUR DAN MANAJEMEN RESIKONYA

Menakar Manfaat Study Tour dan Manajemen Resikonya

Belakangan media sosial dan portal berita diramaikan oleh berita kecelakaan bus berpenumpang siswa-siswi sekolah yang sedang dalam perjalanan study tour. Lantas viral berbagai seruan dari warganet tentang penghapusan study tour karena dianggap tidak ada gunanya dan hanya membuang-buang uang saja. Lebih parah lagi ketika argumentasi mereka justru menyasar para guru yang dianggap gemar mencari keuntungan dari pelaksanaan study tour tersebut dengan cara melakukan mark up biaya perjalanannya ataupun menekan biaya modal serendah-rendahnya agar ada dana lebih yang masuk kantong mereka.

Yah, tuduhan-tuduhan tersebut bisa jadi benar adanya, bisa juga tidak. Meskipun demikian, gue rasa menghakimi para guru dengan cara memberi stereotip seperti itu hingga menjatuhkan martabat dan memojokkan posisi mereka juga bukanlah tindakan yang dapat dibenarkan. Butuh proses investigasi mendalam mengenai segala musabab terjadinya kecelakaan bus yang tentunya tidak ada satu pun dari para peserta yang berharap hal itu terjadi. 

Sebelumnya, gue mau menyampaikan rasa duka yang mendalam terhadap para siswa, guru, dan orang-orang yang menjadi korban dalam peristiwa nahas tersebut. Semoga amal ibadah mereka diterima dengan baik di sisi Tuhan Yang Maha Esa, serta keluarga yang ditinggalkan dapat menerima dengan lebih sabar dan ikhlas, serta menyadari bahwa apa yang terjadi adalah atas izin Tuhan alias takdir yang tak bisa dihindari. Namun, bukan berarti pihak-pihak yang mungkin bersalah atas terjadinya hal tersebut bebas dari penyelidikan ya. Terutama penyedia jasa penyewaan bus yang mungkin lalai dalam melakukan check up kendaraan atau kurangnya profesionalisme kerja.

Lewat tulisan gue kali ini, gue pengin menuliskan opini pribadi dalam hal menakar manfaat study tour dan manajemen resikonya. Gue mau garis bawahin dulu bahwa gue bukannya mau menyatakan setuju atau tidak setuju terhadap protes warganet terkait penghapusan study tour, melainkan sekadar menilai suatu kegiatan dari dua sisi yang berbeda, berusaha seobjektif mungkin, dan bila mungkin memberikan masukan untuk mengambil solusi terbaik yang tentu akan melibatkan tanggung jawab dari banyak pihak dari mulai perencanaan kegiatan hingga pelaksanaannya di hari H.

Apabila dipikirkan dengan kepala dingin, sebenarnya study tour tidak seratus persen nirguna. Study tour bisa menjadi kegiatan yang bermanfaat JIKA tujuannya benar-benar dipikirkan dengan matang, bukan sekadar rekreasi atau hiburan semata. Sesuai namanya, study tour sebisa mungkin bertujuan untuk belajar dan menambah wawasan para siswa. Jika ada bagian rekreasinya, itu seharusnya berupa bonus saja dan bukan termasuk ke dalam tujuan utama perjalanan.

Beberapa ide berikut ini bisa dipertimbangkan oleh para guru dalam menentukan tujuan study tour yang kaya manfaat:

1. Mengunjungi situs-situs bersejarah dan museum. Tujuannya sangat berkaitan erat dengan mata pelajaran sejarah di sekolah. Dengan mengunjungi langsung lokasinya, para siswa bisa lebih merasakan  dan membayangkan peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lalu. Penjelasan detail dan sesi tanya jawab juga mungkin dilakukan dengan seorang guide yang mana siswa bisa menggali informasi lebih banyak daripada yang tertulis di dalam buku pelajaran mereka.

2. Mengunjungi pabrik-pabrik pengolahan bahan baku hingga menjadi barang siap pakai. Ada banyak benda-benda konsumsi di sekitar kita yang sering tak terbayangkan bagaimana proses pembuatannya. Mengajak para siswa ke pabriknya langsung dapat memuaskan keingintahuan dan rasa penasaran mereka. Dampak tak langsungnya adalah mampu membuka wawasan baru dan mengembangkan kreativitas.

3. Mengunjungi tempat-tempat yang dipenuhi oleh keanekaragaman hayati. Bisa berupa hutan lindung yang dapat memberikan rasa empati dan rasa cinta terhadap lingkungan, mempelajari segala hal tentang konservasi alam dan ekosistem hutan. Selain itu, para siswa juga bisa diajak mengunjungi taman margasatwa atau taman safari untuk mempelajari keanekaragaman hewan. Jangan lupakan pusat riset dan penangkaran satwa langka jika lokasinya cukup mudah dijangkau.

4. Mengunjungi kampung wisata ataupun desa-desa lainnya yang berada di pinggiran kota juga bisa memberikan pendidikan yang sangat berguna bagi para siswa terutama dalam hal interaksi sosial dan mempelajari ragam budaya setempat. Para siswa juga bisa turut membantu bergotong royong melakukan aktivitas tertentu dengan warga setempat untuk membangkitkan kebersamaan dan kepekaan sosial yang tinggi.

5. Mengunjungi tempat riset sains dan teknologi. Termasuk di dalamnya observatorium astronomi, geofisika, luar angkasa, dan juga cuaca. Ini akan sangat berkaitan erat dengan mata pelajaran fisika dan matematika yang biasa dipelajari di dalam kelas.

Tentunya masih banyak lagi tempat yang bisa dikunjungi sebagai bagian utama dari kegiatan study tour selain yang udah gue sebutin di atas. Para guru bisa mencoba untuk memperluas jangkauan pandang dan berpikir secara kreatif dalam menentukan apa saja kegiatan belajar seru di luar lingkungan kelas yang dapat menambah wawasan sekaligus menyenangkan.

Manfaat study tour lainnya adalah membangkitkan minat siswa terhadap suatu bidang yang dapat menginspirasi pilihan karirnya di masa yang akan datang. Selain itu, study tour dapat menghilangkan kebosanan dan stres siswa yang selama ini hanya belajar di dalam kelas sehingga dapat me-recharge semangat dan meningkatkan motivasi belajar mereka.

Setelah kita paham betul tujuan dan manfaat study tour yang sebenarnya, sayangnya memang masih ada saja beberapa sekolah yang oknum gurunya menjadikan kegiatan tersebut sebagai ladang mencari keuntungan. Kegiatan yang bernilai pendidikan tinggi justru malah berfokus pada kegiatan rekreasinya saja. Mindset inilah yang pertama kali harus diubah.

Terkait maraknya pemberitaan kecelakaan bus dan kendaraan lain yang ditumpangi para siswa yang sedang dalam perjalanan study tour, gue mau menambahkan beberapa saran untuk para guru yang bertindak sebagai penyelenggara. Gue yakin saran-saran ini cukup normatif dan udah pada tahu, hanya saja kebiasaan menyepelekan hal-hal tersebut hingga akhirnya kejadian terburuk yang dialami.

1. Tentukan tujuan study tour dengan matang. Tujuan di sini terkait pada visi dan misi dari pelaksanaan study tour itu sendiri. Apa kiranya yang hendak dijadikan objek pembelajaran siswa dan apa yang pihak sekolah ataupun para guru ingin tanamkan kepada para siswanya.

2. Upayakan tempat tujuan yang dekat. Tidak harus selalu berkunjung ke tempat yang jauh. Utamakan kunjungi tempat-tempat yang dekat. Selain dapat menghemat biaya perjalanan, resiko keamanan selama di perjalanan pun bisa dikurangi.

3. Pakailah armada kendaraan yang tepercaya dan profesional. Sesuaikan kendaraan yang akan dipakai dengan kebutuhan, seperti spesifikasinya, kuantitasnya, sambil mencari tahu ulasan-ulasan terkait tempat penyewaan kendaraannya. Apakah mereka memiliki prosedur yang baik dan teliti dalam menjaga kondisi kendaraannya dan SDM yang profesional dan berkualitas.

4. Agendakan segala kegiatan secara terstruktur dan disiplin. Jangan asal-asalan menyusun rangkaian acara atau kegiatan selama study tour berlangsung. Ini terkait juga dengan keaktifan guru atau panitia dalam melakukan survei lokasi jauh sebelum kegiatan sesungguhnya dilakukan. Pelajari berbagai resiko yang mungkin akan dihadapi selama perjalanan, rincian biaya-biaya, kerja sama dengan berbagai pihak dalam penanggulangan resiko, dan sebagainya. 

5. Buat perincian anggaran yang meyakinkan, wajar, dan juga transparan. Untuk menghindari terjadinya pemikiran negatif terkait upaya korupsi para guru dan penyelenggara. Jangan lupa untuk selalu melibatkan para orang tua dan wali murid sebelum ketok palu kegiatannya. Mereka pasti memiliki pemikiran sendiri yang harus dibicarakan dan didiskusikan.

Nah, bagaimana dengan sekolah yang sering kali memberlakukan hukum wajib mengikuti study tour bagi para siswanya dengan ancaman pengurangan nilai jika tidak ikut? Wah, kalau ini gue juga kesel sih. Gue tau alasan di balik pemberlakuan wajib tersebut berkaitan dengan jumlah uang yang sudah dianggarkan. Jika ada beberapa siswa yang tidak ikut, bisa dipastikan pihak penyelenggara kekurangan uang untuk merealisasikan kegiatannya. Sementara itu, dari pihak keluarga siswa juga memiliki keterbatasan ekonominya masing-masing sehingga tidak etis rasanya jika semua harus dipaksakan.

Maka dari itu, sebaiknya pihak sekolah kembali pada poin nomor 5 yang sudah gue sampaikan di atas. Sebenernya ada dua pilihan, pertama membuat perincian anggaran dengan menggunakan total 80% dari keseluruhan jumlah siswa sehingga nantinya anggaran akan tetap cukup, meskipun ada beberapa siswa yang tidak ikut dengan alasan yang bisa diterima. Pilihan kedua bisa dengan mencari sponsor kegiatan, mewajibkan seluruh siswa ikut dengan sistem pembiayaan urun bantu bagi siswa yang lebih mampu.

Kuncinya ada pada pertemuan dan dialog dengan orang tua murid, persiapan yang dilakukan dari jauh-jauh hari, dan upayakan mencari sponsor. Guru harusnya bisa bertindak lebih kreatif daripada sekadar memaksa siswa yang tidak mampu untuk ikut study tour. Jadi, apakah gue setuju dengan terus dilakukannya kegiatan study tour? Selama dikelola dengan baik dan tidak merugikan pihak mana pun, gue pikir enggak ada salahnya kok. Jangan lupa untuk selalu berdoa kapan saja dan di mana saja agar mendapat perlindungan dari Tuhan Yang Maha Esa di sepanjang perjalanannya. Sampai ketemu di tulisan gue selanjutnya.

Sumber gambar: Freepik.com

2 comments:

  1. Kita semua pernah menjadi siswa. Ketika ada wacana untuk study tour, sebenarnya yang paling happy adalah siswa. Nggak bermaksud ngomongin siswa lain sih.

    Aku sendiri soalnya begitu. Antusias banget. Cuma balik lagi.

    Ada baiknya memang para guru meninjau lagi soal tujuan utama study tournya.

    Kalau pas aku study tour, emang jaman masih SMA ya. Jadi, guru-guru ngajaknya ke kampus gitu.

    Semacam pengenalan kampus dan segala aktivitasnya. Menurutku ini bagus.

    Jadi, kami punya gambaran akan lanjut kemana setelah SMA. Ambil jurusan apa dan milih kampusnya yang mana.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah, mengunjungi kampus-kampus juga bisa menjadi pilihan lokasi study tour yang bagus. 😄

      Saya baru sadar bahwa pihak sekolah banyak yang menyamakan istilah study tour dengan darmawisata.

      Delete

Terima kasih banyak kepada kalian yang sudah setia mengunjungi blog Creative Talks dan membaca tulisan ini hingga tuntas. Silakan tinggalkan komentar dalam bentuk apa pun sambil tetap menjaga etika sesuai norma umum yang berlaku.

Powered by Blogger.