Book Review

BOOK REVIEW | DREADFULLY DEADLY HISTORY

Pertama-tama ampuni gue yang baru sekarang sempet nulis review buku hasil kiriman @gagasmedia gegara gue beneran susah nyari waktu, ditambah koneksi internet yang kian menyesatkan. Bikin napas gue seringkali jadi ga beraturan. Belum lagi banyak proyek in real-life yang bikin gue ngos-ngosan berpacu dengan deadline. Iya, sebetulnya gue semi-deadliner sih. Seperti kali ini, gue maksain nge-review tepat di hari terakhir di bulan Juli 2013 ini. Ada buku apa sih? Yuk disimak!

DREADFULLY DEADLY HISTORY - Mungkin buku ini bisa jadi temen yang baik di mana pun. baik di dalem kamar, ruang kerja, meja makan, pas nongkrong di dalem kafe, atau pun di dalem toilet. Ups, sorry yang terakhir mungkin cuma kebiasaan gue aja sih yang suka baca buku sambil nongkrong di WC. Hehehehe.

By the way, gue udah sering denger nama Clive Gifford selaku penulis buku Dreadfully Deadly History ini. Gue tau beliau dari beberapa karya lain yang memang banyak hubungannya dengan dunia anak-anak, kreatifitas, dan juga science. Rasanya dulu gue juga pernah baca tulisan Clive di bukunya yang berjudul Teenage Kicks. Semacam buku panduan buat para remaja mengenai hal-hal yang sebaiknya dilakukan mereka semua sebelum memasuki umur 16 tahun.

Well, itu tadi soal buku lain. Berhubung artikel gue kali ini sifatnya berupa review khusus buat satu buku DREADFULLY DEADLY HISTORY ini, so gue bakalan bagi review ini ke dalam beberapa poin penilaian yang gue tentuin sendiri. Gue usahain selengkap-lengkapnya dan sedetail-detailnya karena kebetulan--seperti buku-buku Clive yang lain--gue suka banget sama buku ini. Here I go!

"Don't judge a book by it's cover" - Oh, really?
Ada ungkapan yang menyatakan begitu, toh pada kenyataannya, buku beneran itu memang butuh yang namanya cover keren buat menarik minat pembaca. Ada buku yang covernya jelek, sekalipun isinya bagus, orang bakal cenderung bodo amat dan bahkan nggak disentuh sama sekali bukunya walau cuma demi membaca sinopsis di bagian belakang bukunya. Gawat? That's right! Makanya perusahaan publishing beneran butuh banget seorang ilustrator dan desainer cover yang handal, kreatif dan berbakat.

Lalu bagaimana dengan DREADFULLY DEADLY HISTORY? Ada dua model cover yang gue liat di sini. Yang satu versi aslinya yang belum diterjemahin, satunya lagi edisi terjemahan yang udah diterbitin sama GagasMedia. Mana yang lebih baik?

Pada dasarnya gue suka kedua model covernya. Edisi asli menggunakan warna dasar merah yang menyatakan "berani", sesuai dengan isinya yang bisa dikategorikan mengerikan walau beberapa juga ada yang malah terasa konyol dan menghibur. Sedangkan versi GagasMedia berganti warna dasar menjadi kuning, yang artinya "hati-hati", kurang lebih seolah memperingatkan pembaca untuk mempersiapkan jantungnya sebelum membaca isinya. LOL.

Covernya sederhana, ngena, dan sangat menarik minat baca. Font-nya duh keren banget! Terus kemunculan Grim Reaper di cover juga bikin tambah penasaran. Ini isinya sehoror apa sih? Jadi, gue kasih poin tinggi buat desainer covernya. Keren!

Ilustrasi itu penting!
Maksud gue penting dalam buku-buku berisikan ilmu pengetahuan. Gak kebayang deh baca buku soal pengetahuan yang ngga ada ilustrasinya sama sekali. Untuk mencari tahu seperti apa objek yang sedang dijelaskan aja masa mesti pake imajinasi? Nah, buku Dreadfully Deadly History ini banyak sekali menggunakan ilustrasi-ilustrasi menarik. Gambarnya sederhana, berciri khas, dan pastinya sangat sesuai dan mendukung isi tulisan. Beberapa dibuat dengan versi konyol dari kejadian aslinya. Dan ini menarik. Sangat menarik. Beberapa kali gue harus berlama-lama berada di suatu halaman, karena terkagum-kagum sama penggambarannya. Intinya, buku ini berhasil membuat ilustrasi menarik sebagai pemanis dan menjaga minat pembaca untuk membaca buku ini sampai selesai. Gue beres baca buku ini dalam satu setengah jam. Itu udah termasuk luar biasa.

And here we go, the most important part. CONTENT!
Kalian pernah gak sih ngebayangin hal-hal yang terjadi di jaman dulu itu kayak gimana aja? Pernah denger kan kalo di jaman dulu yang namanya bentuk penyiksaan, hukuman terhadap kriminal, dan lain sebagainya dilakukan dengan cara yang sangat sadis karena belum ditemukannya alat lain yang lebih manusiawi seperti kursi kejut listrik misalnya. Terus ada juga kejadian-kejadian konyol seputar kematian dari masa ke masa. Kadang ironis juga sih baca buku ini, soalnya kita dibikin ketawa. Iya, mentertawakan kematian seseorang.

Gue baca beberapa part yang bikin gue ngakak gak terkontrol. Misalnya aja faksta statistik yang menyatakan lebih banyak orang tewas karena tertimpa buah kelapa di pantai, ketimbang terkena serangan hiu setiap tahunnya. Itu mati konyol! Lalu ada lagi seorang penulis Rusia bernama Fyodor Dostroevsky yang ternyata mengidap TAFOFOBIA, yaitu takut dianggap sudah mati dan dikuburkan. Ini membuat beliau selalu meninggalkan notes di tempat tidurnya untuk menunjukkan kepada orang-orang bahwa dia masih hidup. Ini konyol! Dan masih ada banyak sekali fakta-fakta sejarah lainnya yang dikemas dengan unik dan menarik seputar kematian.

Gaya bahasa yang dipergunakan juga ringan sehingga sudah dipastikan bakalan mudah dimengerti sama setiap kalangan pembaca. Walau gue tetep sih menyarankan anak-anak yang baca ini wajib didampingin sama orang tua mereka biar ngga terjadi suatu kesalahpahaman.

Konten adalah raja, itu memang ga bisa dipungkirin lagi. Dan Clive Gifford, seperti biasa berhasil menyajikan artikel-artikel seru di sini. Gue sampe sekarang masih heran, dari mana beliau mendapatkan referensi mengenai fakta-fakta yang beliau tulis. Siapa pun beliau, beliau sangatlah cerdas!

So, what makes this book different?
Sudah tentu dari cara penyajiannya yang unik. Ilustrasi mendukung. Kata-kata yang sederhana, gaul, tapi juga tetep tertata baik. Artikelnya juga nggak panjang-panjang dan langsung menjurus ke inti utama. Dengan kata lain, nggak bertele-tele. Selain itu, buku ini nggak cuma menjelaskan mengenai sejarah yang berhubungan dengan kematian saja, tapi juga ada beberapa tutorial unik seperti bagaimana cara membuat mumi bohongan untuk pajangan, dan lain-lain sebagainya yang bisa memancing kreatifitas dan bisa juga dipraktekan langsung bersama anak-anak.

Nothing's perfect! Please tell me, what's the weaknesses of this book?
Sebagaimana review yang baik, memang nggak melulu menyatakan kebaikan dari sebuah buku, tapi juga harus menunjukkan kelemahannya sejujur mungkin biar yang nulis makin semangat nelurin karya-karya yang lebih kece lagi. By the way, gue nggak tau sih isi versi aslinya seperti apa, jadi yang gue tekanin di sini adalah isi dari edisi terjemahannya.

Ada beberapa kesalahan penulisan di dalam buku ini. Misalnya, susunan tipografi yang berantakan karena tertabrak oleh ilustrasi. Pemenggalan kata secara asal, dan juga ada beberapa kata yang hilang karena tertimpa ilustrasi. Gue mengira ini terjadi karena kesalahan pada saat ngedit layout, yang mana kurang teliti sama seprintil-printil kata yang hilang. Well, sepele tapi kadang mengganggu, karena yang hilang justru kata yang penting. Selain itu? Nyaris nggak ada lagi. Buku ini luar biasa mengerikan, konyol, seru, dan bikin ketagihan. Pokoknya gue saranin sih kalian yang suka sama sejarah kelam dunia baca ini sampe habis.

Sekarang gue jadi merasa orang paling tahu mengenai kematian di dunia ini. Buku ini mengubah hidup gue, dan karena kebetulan gue juga lagi meniti karir untuk menjadi seorang penulis cerita horor, artikel di dalem buku ini bermanfaat banget buat jadi tambahan referensi. Pokoknya salut sama yang nulis.

So, gue kasih buku ini nilai 4,5 dari total 5. Seandainya gak ada typo, buku ini bakalan dapet nilai perfecto~! Sebagai penutup review ini, gue kasih bonus berupa foto buku-buku yang dikirim sama GagasMedia ke gue.

Buku-buku GagasMedia yang dikirim ke gue. #KadountukBlogger #UnforgoTEN

Intinya mah, gue mau ngucapin makasih banyak yang sebesar-besarnya buat GagasMedia yang udah mempercayakan gue sebagai salah satu blogger yang pantas mendapatkan 10 buku gratis di atas. Gue janji bakal baca semuanya, tapi perlahan-lahan karena susah banget sumpah nemu waktu nyaman buat baca. Maap~ selain Dreadfully Deadly History, sebetulnya gue udah selesai baca Manusia Setengah Salmon-nya Raditya Dika dan juga Forget About It-nya Caprice Crane. Tapi, gue ngga nemu waktu yang pas buat nulis review yang itu. Maybe next time di luar event yah! Dan buku All You Can Eat-nya Christian Simamora lagi dibaca serius sama pacar gue yang juga fans beratnya Christian. Nanti gue coba rayu dia biar mau nulis reviewnya. Wahahahahaha!

Sampai di sini dulu yah artikel hari ini. Gue bakal lanjut lagi lain kali. Keep semangat Gagas! Sukses selalu. Semoga makin banyak nerbitin buku-buku berkualitas, bukan cuma bukunya aja sih, tapi juga kualitas cetak dan covernya. Gue agak ngeluh deh sama covernya yang cenderung tipis dan agak mudah melengkung kalo abis dibaca. Padahal gue termasuk orang yang paling hati-hati banget ngebuka buku. See ya then~ Pai pai...

About Unknown

20 Comments:

  1. Replies
    1. Bukan self-help. Ini isinya semacem ensiklopedia mini mengenai sejarah dunia yang ada hubungannya sama kematian, misteri yang meliputinya, dan kekonyolan di dalamnya... :D

      Delete
  2. keren bang review-nya, ayo dong review lagi.. ditunggu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wedew, ada yang ketagihan... Hahaha... Gue sekarang lagi nyicil baca nopel Dead Smokers Club sih. Nanti deh klo dah beres gue nulis review lagi. :)

      Delete
  3. Pertama-tama, lo udah diampuni :p
    Selain krn emang dasarnya gue suka sama buku-buku ttg kematian, sejarah pula, review dari Blogger UnforgoTEN kali ini bnr2 'mancing'. Thanks referensi buku kerennya ya! *brb beli*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wahahaha... ma kasih sudah mengampuni gue... XD
      Yok monggo dibeli~! Lumayan kuning-kuning buat mencerahkan rak buku yang kelam.. :D

      Delete
  4. Padahal kalau gue, gak lihat kavernya... Yang gue lihat itu, saat di toko buku, lebih ke arah judulnya,, cuy.... Judulnya menarik gak? Hahaha

    Btw, lu dapet job review dari GasMed juga?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Secara subjektif sih, gue sendiri lebih ngecek cover dulu, karena yang bikin kita dateng nyamperin buku pas kita masuk toko buku pertama adalah cover yang menarik. Datengin deh, baru liat judulnya, terus sinopsisnya. :D

      Kemarin juga gue baca artikel online, ada penelitian dari Amrik mengenai ini. Dan 85% orang itu liat cover dulu sebelum yg lainnya. :D Sayangnya gue lupa linknya di mana, jadi komen ini boleh dianggep invalid... XD

      Delete
  5. keren banget dapat buku hehe,
    reviewnya juga mantab, dan blognya sudah berubah yak lebih futuristik :D dan karakternya nambah cewek pula

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, kapan terakhir mampir kemari? Hahahaha... thanks udah mampir lagi... :)

      Delete

Thanks ya, udah berkunjung ke Creative Talks Blog ini. Silakan meninggalkan komentar dengan tidak mencantumkan hal-hal yang berkaitan dengan SARA, flamming dan juga memojokkan pihak tertentu. Diharapkan juga untuk tidak meninggalkan link aktif pada badan komentar atau komentar tersebut akan langsung dihapus oleh admin.

Happy blogwalking and have a nice day!
Creative Talks Blog Creator - Glen Tripollo

Powered by Blogger.